Trading itu seperti seni yang melibatkan  emosi. Mungkin Anda adalah seseorang yang memiliki IQ tinggi, tapi jika  tidak bisa mengontrol emosi akan berbuah percuma belaka. Hal ini  mungkin saja terjadi dimana Anda tidak bisa sesukses trader yang ber-IQ  standar namun matang dalam mengontrol emosinya.
Banyak sekali trader yang gagal karena  faktor psikologis ini. Untuk itu ada beberapa tips yang mudah-mudahan  bisa bermanfaat bagi kelangsungan trading Anda.
3M’s of successful trading: Mind, Method, and Money
Ketiganya harus selaras, serasi dan seimbang. Mind berkaitan erat dengan faktor psikologis seperti emosi, termasuk juga di dalamnya penerapan risk management. Metode berhubungan dengan strategi, sistem trading dan analisis. Money? Hmm… mana mungkin bisa trading tanpa uang yang cukup?
Ketiganya harus selaras, serasi dan seimbang. Mind berkaitan erat dengan faktor psikologis seperti emosi, termasuk juga di dalamnya penerapan risk management. Metode berhubungan dengan strategi, sistem trading dan analisis. Money? Hmm… mana mungkin bisa trading tanpa uang yang cukup?
Bayangkan jika Anda punya uang banyak,  tapi dalam trading Anda mengabaikan analisis apalagi risk management.  Atau jika Anda punya sistem trading yang bagus tapi tak ada dana untuk  menjalankannya. Percuma kan?
Plan your trade, trade your planYa,  betul. Rencanakan segalanya. Untuk menjadi trader yang sukses, aturan  pertama yang harus kita patuhi adalah trading plan kita sendiri.  Kuncinya adalah disiplin. Jika trading plan kita mengatakan kita harus  keluar dari pasar, lakukanlah. Jangan ada tawar menawar. Melanggar  trading plan kita sendiri adalah awal kegagalan dalam trading.
Fear is nothing, act is everythingRasa  takut itu alamiah dan manusiawi. Tapi ketakutan yang berlebihan untuk  melaksanakan sistem trading kita justru mencegah kita untuk mendapatkan  peluang keuntungan.
Kalau rugi bagaimana? Tidak ada orang  yang mau rugi. Tapi ingatlah bahwa resiko adalah bagian tak terpisahkan  dari bisnis. Atasi ketakutan Anda akan resiko dengan menerapkan risk  management dan risk to reward ratio yang baik. Kita punya ilmunya,  mengapa tidak diterapkan?
Don’t be greedyJangan  serakah! Jika target keuntungan kita sudah tercapai, sebaiknya  segeralah keluar dari pasar. Seringkali para trader terjebak dalam  pergerakan harga karena terlalu bernafsu menangkap “ikan besar”.  Misalnya, ketika target profitnya sudah tercapai dan posisi sudah  ditutup, ternyata harga masih meneruskan pergerakannya. Seandainya  posisi itu belum ditutup, profit yang dihasilkan seharusnya bisa lebih  besar. Akhirnya trader itu mencoba mengikuti pergerakan pasar dengan  membuka posisi lagi dengan terburu-buru.
Ada baiknya kita menenangkan diri dulu  setelah menutup posisi kita, baik saat untung maupun rugi, sehingga  keputusan yang kita ambil bukanlah keputusan yang terburu-buru dan  emosional.
Don’t bet the farm
Jangan pertaruhkan seluruh dana Anda dalam transaksi. memang jika ‘taruhan’ makin besar, untungnya juga makin besar. Tapi ini juga berarti resikonya pun makin besar pula. Tetaplah berpatokan pada trading plan dan money management plan Anda. Ingatlah bahwa pelanggaran terhadap trading plan merupakan awal kegagalan dalam trading.
Jangan pertaruhkan seluruh dana Anda dalam transaksi. memang jika ‘taruhan’ makin besar, untungnya juga makin besar. Tapi ini juga berarti resikonya pun makin besar pula. Tetaplah berpatokan pada trading plan dan money management plan Anda. Ingatlah bahwa pelanggaran terhadap trading plan merupakan awal kegagalan dalam trading.
Cut your losses early, let your profits run
Jangan terbalik. Segeralah buang kerugian Anda seminim mungkin, dan biarkan profit Anda terus berlari menuju sasarannya. Banyak sekali trader melakukan hal yang sebaliknya. Mereka bisa bertahan dengan membiarkan posisi yang merugi hingga ratusan pips, namun ketika keuntungan baru hanya beberapa pips sudah kebingungan ingin segera menutup posisi. Jangan lakukan hal seperti ini!
Jangan terbalik. Segeralah buang kerugian Anda seminim mungkin, dan biarkan profit Anda terus berlari menuju sasarannya. Banyak sekali trader melakukan hal yang sebaliknya. Mereka bisa bertahan dengan membiarkan posisi yang merugi hingga ratusan pips, namun ketika keuntungan baru hanya beberapa pips sudah kebingungan ingin segera menutup posisi. Jangan lakukan hal seperti ini!
Intuition: friend or foe?
Intuisi itu teman atau musuh? Ini pertanyaan yang menarik.
Pernah ada yang bertanya, “Bolehkah saya menggunakan insting dalam trading?”
Saya membedakan “insting” dengan  “intuisi”. Insting itu muncul secara alamiah, tanpa harus ada proses  belajar. Contohnya, lebah bisa tahu cara membuat sarang yang kuat tanpa  harus kuliah di jurusan arsitektur. Nah, kalau “intuisi” lebih  didapatkan melalui belajar dan dari pengalaman. Misalnya bagi kita yang  terbiasa menyetir, tahu persis kapan kita harus menginjak kopling,  mengganti persneling, memberi tekanan pada pedal gas, berapa besar sudut  yang diperlukan untuk berbelok, bahkan mengerem mendadak pada situasi  darurat.
Dalam trading, yang lebih bisa dipercaya  adalah intuisi daripada insting. Intuisi seorang trader terbentuk dari  pengalaman bertahun-tahun mengamati dan mengenali pergerakan harga.  Terkadang ia bisa tahu ke mana harga akan bergerak hanya dengan sepintas  melihat grafik. Namun, sangat tidak disarankan hanya mengandalkan  intuisi tanpa didasari oleh analisis obyektif yang mendukung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar