Rabu, 07 Agustus 2013

DIALOG SIGIT PURNOMO DENGAN NINJAA TRADER

Suatu ketika ada seorang pengembara ilmu, namanya Sigit Purnomo... Dia sedang  menatap diri kepada cermin. "Uhf… saya melihat Ninjaa Trader….! Siapakah dirimu? Kau ini dulu…; bukan seperti ini. Kau dulu…. Adalah seorang agen asuransi yang hari-hari di tolak calon nasabah, seorang seniman kesepian karena menjadi penulis cerpen melankolis yang hanya dibaca diri sendiri karena tidak ada yang  sudi mempublikasikan, kau juga seorang investor bodoh….selalu ketipu, trader bodoh….hobby MC, seorang tukang pencari rumput yang selalu terluka arit sendiri, Uhf! Kau sekarang seperti artis kesepian…hemmm… tetapi kau…..? Pekerjaanmu cuap-cuap di blog, (meski blog sederhana tapi lumayan keren juga)….berbicara forex, kayak orang ahli aja, Kau menjadi seorang yang tidak pernah jera… Malah, sekarang kamu DIANGGAP guru dan mentor trading…bahkan seperti  sok motivator! Siapakah dirimu, Ninjaa…? Kau tidak lebih pintar dari mereka, Ninjaa…! Andai pun, kau mengajarkan ilmumu, pengalaman hidupmu, mereka pun akan meninggalkanmu Ninjaa… Kadang seseorang akan sedikit mengingatnya, tetapi lebih banyak melupakannya… Sadarkah Ninjaa? Bukankah kau tahu setelah kamu mengajarkan semua ilmu yang kamu miliki mereka malah lupa pada kamu Ninjaa, seperti kacang lupa pada kulitnya...!" Kata Sigit Purnomo bertanya-tanya...merasa  aneh saja.

Dalam cermin, Ninjaa Trader menjawab, “Saya katakan kepadamu ada empat alasan kenapa saya selalu total dalam memberikan sesuatu kepada orang lain, Sigit Purnomo!"

"Oh ya?" kata Sigit Purnomo.

"Pertama saya memiliki guru-guru yang luar biasa dalam hidup saya, Tung Desem Waringin, Krishnamurti, RH Wiwoho, James Gwee, ..dll, mereka selalu menjawab semua yang saya tanyakan dan tidak pernah menyembunyikan apa yang mereka ketahui. Karena semakin banyak memberi maka gelas semakin kosong dan semakin kosong sebuah gelas, maka semakin banyak “air” yang bisa mengisinya.

Kedua, saya adalah orang yang terus belajar dan berkembang.  Saya berbicara kepada mereka pada dasarnya saya berbicara untuk diriku sendiri…Saya membelajari diriku sendiri, saya menasihati diri sendiri…. salahnya sendiri mereka mendengarkan! Looh…! Kalau saya bicara sendiri di rumah dikira saya edan!  Mereka melupakanku pun ya gak apa-apa, toh hanya sedang mengajak berbicara kepada mereka, aku pun butuh teman. Kau tahu aku ini pangeran dari kegelapan. Tetapi, semua nasihat, itu untuk diriku sendiri… kalau  pada akhirnya bermanfaat untuk orang lain, ya itu bonus karena mendengarkan anak adam berbicara… Begini-begini kan keturunan Nabi Adam … hehehhee…

Ketiga, saya bersyukur karena saya merasa tidak pernah habis yang ingin saya bicarakan…mulut saya, otak saya, tangan saya, masih berfunngsi dengan baik… seperti masih berfungsinya hati saya untuk mencintai … jjiiiieeeee…..! Buku-buku pun masih jutaan untuk dibaca, kalau saya mau…tapi ya tidak mau, wong mahal. Ya, mampunya  tanya sama mbah gooogle. Soalnya udah diborong sama biaya koneksi sekalian..

 Keempat, istilahnya power of vibration. Saat saya total, sungguh-sungguh dan tulus memberi, kawan-kawan pasti akan dapat merasakan hal tersebut, kalau saya bicara motivasi, ya mereka termotivasi…Kalau mereka termotivasi, saya dapat balikan vibrasinya lebih besar, artinya ya saya justru termotivasi berlipat-lipat…. Pokoknya saya merasa beruntung, deh….Git! Jangan berisik aja kamu menggangguku…!” jawab Ninjaa Trader malah ngomel-ngomel sama Sigit Purnomo. Hihihihihi…

 "Hehehehehe... Maafkan saya…!" kata Sigit Purnomo

“Sudahlah Sigit temanku," kata Ninjaa Trader….”Bagi saya kacang lupa kulitnya adalah pribahasa yang kurang tepat. Sudah semestinya kacang haruslah melupakan kulitnya, kalau ia mau tumbuh dan berkembang. Kacang yang tetap tinggal didalam kulitnya tidak akan pernah menghasilkan kacang-kacang yang lain. Sebaliknya jikalau ia keluar dari kulitnya kemudian tumbuh dan berkembang, baru ia akan dapat menghasilkan kacang-kacang yang lain. Menjadi egois kalau membiarkan sebuah kacang tetap tinggal didalam kulitnya sehingga akhirnya membusuk atau justru digoreng. Kita ada jarak antara cermin ini… Kau boleh lupakan aku… tapi jangan lupakan yang aku katakana padamu….! Jadilah kacang yang melupakan kulitnya atau dalam pandangan yang berbeda yakni tidak bergantung pada kulitnya tetapi menjadi kacang yang bisa tumbuh, berkembang, menghasilkan lebih banyak kacang-kacang yang lain.” Lanjut Ninjaa Trader…

“Apakah kau akan selalu seperti ini, Ninja Trader? Apakah kau benar-benar kesepian?”tanya Sigit Purnomo kemudian…

“Sudahlah Sigit, Jadilah kacang yang melupakan kulitnya atau dalam pandangan yang berbeda yakni tidak bergantung pada kulitnya tetapi menjadi kacang yang bisa tumbuh, berkembang, menghasilkan lebih banyak kacang-kacang yang lain. Tentang kejenuhan, kesepian akan menghampiri setiap orang...walaupun telah dipuncak kesuksesan pun dan hanya orang-orang yang mengenal jatidiri yang  akan menemukan kebahagian walaupuan berada dalam kesusahan atau kebahagian, karena semua merupakan ujian dari Allah SWT  untuk kebaikan manusia .

 “Ya, rasanya saya tahu, kau relakan kadang hapus waktu istirahatmu demi mereka yang akan melupakanmu?”

“Sudahlah Sigit, saatnya tidur….! Kamu besok harus bangun pagi, sholat idl fitri dan beraktiftas kembali…! Aku ingin menemanimu tidur, aku kangen padamu… kemana aja selama ini dirimu….! Tetaplah semangat, lihat diriku!!! Kamu jangan manja gitu-lah...! Saya hadir di dunia ini hanya menunaikan tugas saja... Suatu kebahagiaan adalah ketika biji kacang itu jatuh di tanah yang gembur dan subur...karena dari situ akan muncul kacang-kacang baru yang luar biasa... Ketika menyaksikan bertambah banyak kacang baru yang ada dan berkualitas melebihi biji kacang awalnya.... dan...kebahagiaan serta kepuasan itu tak akan pernah bisa dinilai dengan uang sekalipun itu dollar.... Saya berbahagia ketika berbagi, meskipun tidak semua menyukai... Ya, karena saya tidak bisa membahagiakan semua orang, saya juga tidak bisa menyenangkan semua pembaca yang begitu bermacam-macam tipenya.. hehehehe"

Sigit Purnomo terharu…." Kau benar-benar seorang Ninja yang kesepian, tetapi semangatmu luar biasa.... percaya diri, kuat...Aku jadi malu karena diriku ternyata anak manja dan cengeng....Dan Sigit Purnomo  berusaha memeluknya erat, tetapi kaca cermin membatasi antara mereka. Dia hanya tersenyum …berbalik, dan menjadi seorang diri… Menangis!"

Menangis karena masih merasa banyak dosa... dan apakah kawan-kawannya juga memaafkannya di hari yang suci ini...! Semoga.. !

Mohon maaf lahir batin...!

.........
Demikian dialog antara Sigit Purnomo dan Ninjaa Trader secara imajiner, semoga bermanfaat ...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar