Perdebatan apakah trader-nya yang hebat ataukah trading system-nya yang hebat sudah ada sejak dahulu kala. Silahkan saja lihat di forum-forum trading, selalu ada saja perdebatan akan hal ini. Padahal yang benar, keduanya sama-sama hebatnya.
Trading agak sulit dilihat dengan mata telanjang dikarenakan kegiatannya tidak terlalu kasat mata, oleh karenanya yang digunakan untuk mencontohkannya disini adalah pembalap motor MotoGP dunia.
Coba Anda kendarai motor pembalap tersebut di sirkuit, tentunya Anda akan kalah melulu. Nah, dari hal ini saja sudah jelas kalau diperlukan seorang pembalap yang hebat untuk mengendarai motor tersebut.
Sebaliknya, kalau motor yang dikendarai pembalap tersebut adalah motor baru dengan teknologi canggih tetapi tidak disetel sesuai karakter pembalap yang mengendarainya, tentunya juga akan kalah melulu. Misalnya remnya terlalu dalam sehingga tidak pakem, gasnya terlalu lamban, bannya kurang mencengkeram, dan banyak hal lainnya yang dapat menyebabkan kalah saat bertanding di sirkuit.
Nah, terlihat dengan jelas bukan bahwa pembalap hebat juga harus didukung oleh adanya motor yang hebat juga. Bila dibuat perbandingan prosentase maka perbandingannya adalah 60:40 dimana 60% adalah pembalapnya dan 40% adalah motornya. Pembalap yang hebat tidak akan berarti apa-apa bila tidak didukung oleh motor yang hebat. Akan tetapi, meskipun pembalap tersebut menggunakan motor yang salah, akan tetap saja hebat tetapi hasilnya tidak maksimal.
Sebaliknya bila motor hebat diberikan pada pembalap biasa-biasa saja maka hasilnya akan kalah melulu karena prosentase adanya pembalap hebat adalah 60%. Perbandingan ini sama saja dengan trading atau dalam kehidupan nyata. Dalam trading, sehebat apapun trading system-nya (motornya) bila tidak didukung dengan trader yang hebat maka hasilnya akan kalah melulu. Sebaliknya, trader hebat dapat melakukan trading menggunakan trading system apapun tetapi hasilnya tidak akan maksimal.
Oleh karenanya, kenapa banyak sekali trading system yang katanya profitable tetapi bila digunakan oleh kita sendiri hasilnya adalah loss melulu. Hal ini dikarenakan penggunanya tidaklah hebat, tidak sehebat si pembuat trading system tersebut.
Sama halnya dengan kehidupan sehari-hari, sebuah negara, sebuah organisasi atau institusi, sebuah perusahaan, dan yang lainnya, akan menjadi hebat bila dipimpin oleh pemimpin yang hebat serta didukung dengan system dan SDM yang hebat.
Seburuk apapun sebuah negara, organisasi, atau perusahaan, tetapi bila dipimpin oleh seseorang yang hebat maka akan perlahan-lahan mampu bangkit dari keterpurukannya. Meskipun hasilnya belum maksimal tetapi paling tidak sudah menunjukkan melangkah ke arah yang lebih baik. Sebaliknya, semaju apapun sebuah negara, organisasi, atau perusahaan bila dipimpin oleh seseorang yang buruk maka perlahan-lahan akan terpuruk.
Contoh sederhana, bayangkan saja misalnya Anda menjadi presiden US atau menjadi CEO Goldman Sach atau CEO Microsoft, pasti perlahan-lahan akan menyebabkan negara tersebut menjadi kacau balau atau membuat bangkrut perusahaan tersebut dikarenakan melakukan tindakan dan keputusan salah yang berakibat justru menghancurkan.
Oleh karenanya, berhati-hatilah dalam memilih pemimpin. Pilihlah dengan bijak dikarenakan apabila salah pilih maka akibatnya akan menghancurkan apa yang sudah baik. Orang hebat atau tidak, bukanlah terletak pada kepintaran yang dimilikinya, tetapi pada mental yang dimilikinya.
Yang berani tentunya lebih hebat daripada yang penakut. Yang tetap berusaha maju padahal terdapat segala macam keterbatasan yang melingkupinya tentunya lebih hebat dibandingkan yang diam ditempat padahal segala macam fasilitas dimilikinya.
Demikian pula dengan trader, dia menjadi hebat dikarenakan tetap berusaha maju meskipun dilanda keputusasaan akibat berkali-kali MC dan berkali-kali gagal. Mental yang menentukan segalanya apakah Anda nantinya menjadi seseorang yang hebat atau tidak.
Oleh karenanya, jangan besar kepala dahulu bila selama ini Anda merasa pintar. Menjadi trader tidak diperlukan kepintaran, tetapi yang lebih diperlukan adalah adanya mental yang “tahan banting”.
Jangan merasa bahwa hanya diri Anda saja yang memiliki lingkungan yang tidak “mendukung” untuk menjadi trader. Jangan pula merasa bahwa hanya diri Anda saja yang memiliki modal serba terbatas. Juga jangan merasa bahwa diri Anda saja yang gagal melulu.
Semua orang yang pernah belajar trading memiliki segala macam keterbatasan yang melingkupi dirinya. Jangan jadikan segala macam keterbatasan tersebut menjadi belenggu tetapi jadikanlah sebagai pemicu.
Itu baru hebat, dikarenakan Anda mampu mengalahkan segala macam keterbatasan. Nah, terlihat sangat jelas bukan, bahwa untuk menjadi trader tidaklah cocok bagi mereka yang bermental manja.
Makin Anda mendalami trading maka mata Anda akan terbuka lebar bahwa dunia trading bukanlah dunia yang indah. Trading adalah dunia yang kejam dan keras dimana hanya cocok bagi mereka yang memang bermental baja. Market tidak segan-segan berubah arah secara tiba-tiba dan menghajar Anda dengan loss atau bahkan MC bila kurang waspada.
Anda tidak boleh lengah, tidak boleh tidak teliti, tidak boleh tidak disiplin, dimana kesemuanya membuat diri Anda akan stress sendiri bila tidak memiliki mental baja. Belum lagi bila loss terjadi, Anda harus menghadapinya dengan kepala tegak dan sama sekali tidak stress.
Perihal mindset, bukanlah “mindset supaya terus konsisten profit”, tetapi kalimat yang benar adalah “mindset supaya MENJADI konsisten profit”.
Belajar trading dapat diibaratkan seperti halnya belajar naik sepeda atau belajar mengemudi mobil, sekali bisa maka selamanya akan bisa. Justru bila terus dilatih dan dilakukan maka lama kelamaan akan semakin ahli sehingga bisa ngebut, bahkan mampu melakukan berbagai macam gaya akrobatik.
Oleh karenanya, kalimat yang benar adalah “mindset supaya MENJADI konsisten profit”. Karena untuk “MENJADI konsisten profit” adalah yang terberat, tidak semuanya mampu untuk mencapainya.
By Ahmad Zamani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar